Dokumentasi kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di SMPN 3 Lubuk Basung

Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Padang (UNP) melakukan kegiatan dengan tema “Workshop pengembangan media pembelajaran menggunakan articulate storyline untuk memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi bagi guru SMP/Sederajat di Kabupaten Agam.” Kegiatan ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang melibatkan tim dari UNP sebanyak 6 orang, yaitu Fatma Wati, M. Pd., Ardo Okilanda, M. Pd., Khairil Arif, M. Pd., Azza Nuzullah Putri, M. Pd., Harmedi Yulian Saputra, S. Pd., dan Hayatul Mardhiah, S. Pd.

Tim yang  diketuai oleh Ibu Fatma Wati, M. Pd. ini mengusung tema tersebut dikarenakan pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu strategi pembelajaran yang menjadi ciri khas dari implementasi kurikulum merdeka. Salah satu opsi yang bisa dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yaitu dengan membuat media yang sesuai dengan desain atau skenario pembelajaran yang guru persiapkan sesuai kebutuhan peserta didiknya.

“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan inspirasi bagi guru untuk membuat media yang dapat memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan pembelajaran yang Bapak/Ibu guru desain dengan mengacu pada kebutuhan peserta didiknya,” ucap ketua tim pengabdian tersebut dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiatan.

Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Lubuk Basung dan dihadiri oleh para guru IPA tingkat SMP/MTs yang tergabung dalam komunitas MGMP IPA Kabupaten Agam wilayah barat. Selaku ketua MGMP IPA di Kabupaten Agam wilayah barat, Ibu Nelvi Susanti, S. Pd. menyampaikan dalam sambutannya bahwa beliau dan para guru IPA sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Beliau juga menambahkan bahwa komunitas ini baru memiliki 1 (satu) orang guru penggerak. Sementara itu, implementasi kurikulum merdeka sudah harus dilakukan.

Kegiatan pada Rabu, 13 September 2023 ini diawali dengan pembukaan dilanjutkan materi pengenalan kurikulum merdeka, implementasi pembelajaran berdiferensiasi, dan pelatihan aplikasi articulate storyline. Strategi pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan cara diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Dalam pelaksanaannya, guru secara merdeka untuk menyusun skenario pembelajarannya dengan mengacu pada kebutuhan peserta didik.

Kegiatan dilakukan melalui pemaparan materi singkat yang lebih menitikberatkan pada diskusi. Bapak/Ibu guru tampak antusias dan terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. Guru diberikan sebuah skenario pembelajaran berdiferensiasi, lalu mengidentifikasi strategi diferensiasi yang dilakukan oleh tokoh pada skenario tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan contoh skenario strategi diferensiasi dalam pembelajaran. Selanjutnya, guru diharapkan mampu menyusun skenario sendiri.

Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan penggunaan aplikasi articulate storyline. Pemaparan materi benar-benar dilakukan langkah demi langkah sehingga para guru dapat mengikutinya dan berhasil melakukannya. Kegiatan diawali dengan menginstal aplikasi, membuat proyek baru sampai akhirnya publish dalam bentuk link html. Tidak berhenti sampai di sini, pertemuan berikutnya akan dilaksankan dengan agenda membuat media pembelajaran dengan menerapkan strategi diferensiasi yang skenario pembelajarannya didesain sendiri oleh Bapak/Ibu guru. Selanjutnya, produk media pembelajaran yang dihasilkan oleh guru ini diharapkan nantinya dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.